Setelah Revolusi Nasional Indonesia, Umar bertugas di Angkatan Darat TNI dan ditempatkan di Jawa Barat , pasukan Siliwangi. Pasukannya berjaya menumpas pemberontakan PKI pada tahun 1948 serta memerangi pemberontakan PRRI di Sumatera.Beliau juga membantu Abdul Haris Nasution cawangan Siliwangi.

Tahun 1959, Umar menjadi Komandan Kodam Jaya bagi menentukan keamanan di Jakarta dan sekitarnya.

Pada 1 Oktober 1965, enam jenderal diculik dalam Peristiwa G30S. Umar menerima arahan Mejar Soeharto untuk mengambil komando Angkatan Darat TNI bagi menggagalkan kudeta.Setelah G30 digagalkan, Umar mengawal semua surat khabar di Jakarta. Peristiwa ini dilancarkan oleh PKI, Umar menyetujui pembentukan gabungan aksi untuk membasmi Gerakan 30 September (KAP-GESTAPU).[1]

Ketika Soeharto menjadi Presiden Indonesia Umar dilantik menjadiPanglima Kostrad. Pada tahun 1967, Umar menjadi Timbalan Ketua Staf Angkatan Darat TNI dan terkahir sebagai Ketua Staf Angkatan Darat (1969).